Sunday, 4 December 2022

Pembagian Suku bangsa Scandentia

Apa itu bangsa Scandentia?

    Scandentia merupakan mamalia kecil pemakan serangga semi-arboreal. Serangga merupakan makanan pokok dari bangsa Scandentia. Selain itu, mamalia kecil ini juga memakan bagian dari tumbuhan, seperti buah dan biji-bijian yang lunak. Bentuk tubuhnya hampir mirip seperti bajing (Rodentia), namun moncongnya lebih panjang dan runcing. Mamalia kecil ini memiliki ukuran tubuh yang kecil, badannya pipih memanjang dengan ekor yang ditumbuhi rambut tebal. Memiliki rambut yang lebat dan halus pada badannya. Memiliki lima jari dengan cakar yang panjang dan runcing pada setiap kaki. Bangsa Scandentia memiliki sepasang mata yang besar serta pendengaran yang tajam. Tengkoraknya mempunyai tulang orbit yang besar yang membedakannya dengan bangsa Eulipotyphla. Gigi seri atas berbentuk seperti gigi taring, sedangkan gigi taring atas berbentuk seperti molar. Memiliki gigi geraham dengan permukaan kunyah yang luas seperti layaknya sebagai pemakan serangga yang memiliki pola menyerupai gergaji.

    Bangsa Scandentia memiliki perilaku aktif pada siang hari (diurnal), serta hidup soliter (menyendiri), berpasangan, atau membentuk koloni (kelompok) tergantung spesiesnya. Scandentia terdiri dari dua suku yakni Tupaiidae dan Ptilocercidae. Ptilocercidae memiliki satu anak marga dan satu jenis saja, yaitu tupai ekor-sikat (Ptilocercus lowii). Sedangkan, Tupaiidae memiliki 4 marga dan 19 jenis.

 

A. Suku Tupaiidae

     Tupai memiliki persamaan dengan bajing kecil, tetapi berbeda anatomi dan perilakunya. Tupai mempunyai moncong yang sangat panjang, gigi total 38, gigi serinya runcing tidak seperti bajing, dan mempunyai lima jari bercakar pada masing-masing kakinya. Tupai sebelumnya diklasifikasikan sebagai primata atau insektivora, tetapi sekarang diberlakukan sebagai suku tersendiri, dan oleh zoologiawan ditempatkan dalam bangsa tersendiri, yaitu Scandentia (Payne et al., 2000).

Klasifikasi ilmiah Tupaia sp. menurut IUCN (2022) sebagai berikut: 

Kerajaan     : Animalia 

Filum          : Chordata 

Kelas          : Mammalia 

Bangsa       : Scandentia 

Suku          : Tupaiidae 

Marga        : Tupaia 

Jenis          : Tupaia tana.

 

Tupaia tana
Tupai tanah (Tapaia tana)

 

 B. Suku Ptilocercidae

      Ptilocercidae merupakan anggota suku Tupaiidae yang hanya memiliki satu spesies saja, yaitu tupai ekor sikat (Ptilocercus lowii) yang sepintas berbeda dari spesies Tupaia. Spesies ini merupakan satu-satunya anggota suku Tupaiidae yang aktif pada malam hari (nokturnal), dan tupai ekor-kecil (Dendrogale melanura) yang merupakan satu-satunya ras yang hidup di daerah pegunungan pulau Kalimantan dengan ekornya yang panjang serta kurus.

Klasifikasi ilmiah Ptilocercus lowii menurut IUCN (2022) sebagai berikut: 

Kerajaan     : Animalia 

Filum          : Chordata 

Kelas          : Mammalia 

Bangsa       : Scandentia 

Suku          : Ptilocercidae

Marga        : Ptilocercus

Jenis          : Ptilocercus lowii

(https://inaturalist-open-data.s3.amazonaws.com/photos/61250507/large.jpg)
Ptilocercus lowii





     

  Habitat tupai-tupai ini adalah hutan hujan trofik, yang menurut rata-rata curah hujan tahunannya lebih dari 2000 mm, lama musim kering (kemarau) kurang dari 2,5 bulan, dipenuhi oleh tumbuhan penutup tanah (crop) berupa pepohonan dan tegakan dengan kelembapan yang tinggi (Spargue, 1975). 

       Di hutan hujan tropik ini kesuburan tanah terpelihara. Keberadaan tupai tersebut merupakan plasma nutfah yang turut memperkaya keragaman satwa Indonesia, dimana Indonesia termasuk wilayah megadiversitas yakni wilayah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi (Santosa dan Perdana, 2017). 

 

Sumber :

Cassola, F. 2016. Ptilocercus lowii. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T41491A22278277. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016-2.RLTS.T41491A22278277.en 04 Diakses pada tanggal 04 Desember 2022.

Cassola, F. 2016. Tupaia tana. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T41501A22279356. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016-2.RLTS.T41501A22279356.en. Diakses pada tanggal 04 Desember 2022

Payne, J, Francis, CM, Phillips, K, & Kartikasari, SN. 2000. Panduan Lapangan: Mamalia di Kalimantan, Sabah, Serawak & Brunei Darussalam. Sabah Society, Wildlife Conservation Society, WWF Malaysia.

Santosa, Y. dan A. Perdana. 2017. Peranan kawasan nilai konservasi tinggi dalam pelestarian keanekaragaman jenis mamalia di perkebunan kelapa sawit: studi kasus provinsi Riau. Prosid. Sem. Nas. Biodiv. Indonesia 1(3): 81- 87.

Sprague, H.B. 1975. Evaluation of the natural resources available for agricultural production and development in the tropics and subtropics. Technical Series Bulletin of Agricultural Technology for Developing Countries 18. 8-9.

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Pengelolaan sampah yang baik dapat menyehatkan lingkungan

A. Apa itu sampah? Sampah merupakan material sisa hasil dari aktivitas manusia dalam bentuk padat yang diproduksi baik dalam rumah tangg...