A. Apa itu sampah?
Sampah merupakan material sisa hasil dari aktivitas manusia dalam bentuk padat yang diproduksi baik dalam rumah tangga maupun industri. Sampah terbagi ke dalam dua pengelompokan, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan bahan yang berasal dari mahluk hidup seperti hewan dan tumbuhan yang dapat dengan mudah diuraikan, misalnya hasil sisa makanan atau sisa dapur, seperti sayuran, kulit buah, dedaunan, dan lain sebagainya. Sedangkan, sampah anorganik merupakan bahan yang bukan berasal dari mahluk hidup yang sulit untuk terurai, misalnya sampah platik, beling, kaca, Styrofoam, dan lain-lain.
| Sampah anorganik |
Sering kali dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan sampah tidak terlaksana dengan baik dan benar. Karena tidak mau repot dalam memilah sampah, makanya kedua jenis sampah (organik dan anorganik) ditumpuk begitu saja menjadi satu. Sebenarnya, sudah banyak informasi dari berbagai pihak seperti pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di media sosial maupun penyuluhan secara langsung kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah. Namun, masyarakat sering kali lalai dan kurang peduli terhadap lingkungan, serta hanya ingin hidup instan terutama dalam pengelolaan sampah. Maka sering kali kita jumpai sampah berserakan dimana-mana dan tidak terkelola. Penumpukan sampah yang berujung ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau hanya tertumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) hingga menggunung. Penumpukan sampah organik dan anorganik akan terus meningkat jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
![]() |
| UPST Bantar Gebang |
Diperkirakan setiap individu manusia dapat menghasilkan 0,3 kg sampah per harinya. Bayangkan saja jumlah penduduk Indonesia berkisar 276 juta jiwa. Sudah dapat dipastikan bahwa setiap kali kita terbangun dari tidur, Indonesia memproduksi banyak sampah yang dapat menimbulkan penumpukan sampah. Jika dibandingkan lagi dengan seluruh jumlah penduduk di bumi, maka jumlahnya akan lebih banyak lagi. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah belum berjalan dengan maksimal. Hal itu diakibatkan juga karena masih minimnya alat yang digunakan dalam pengelolaan sampah tersebut. Sampah tersebut nantinya akan menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya saja mengelola sampah menjadi sumber listrik.
| Proses pemilahan sampah |
B. Apa yang terjadi jika terjadi penumpukan sampah?
Sampah yang tertumpuk dapat memberikan efek yang buruk bagi lingkungan, sehingga lingkungan menjadi tidak sehat. Kondisi ini juga dapat menimbulkan adanya gas metana (CH4) yang berbahaya bagi kesehatan yang dapat memicu adanya penyakit kanker. Selain itu, sampah yang tertumpuk juga dapat merusak lingkungan, seperti pencemaran air, udara, dan tanah. Praktik yang sering dilakukan masyarakat pemukiman perkotaan maupun pedesaan, yaitu membakar sampah. Tentunya hal ini tergolong cara yang cepat dalam mengelola sampah pribadi, namun hal tersebut dapat memberikan efek negatif bagi bumi. Pembakaran sampah tersebut dapat melepaskan bahan kimia beracun yang dapat mencemari udara. Salah satu bahan kimia yang dihasilkan berupa gas karbon dioksida CO2 yang dapat menimbulkan pemanasan global. Ada hal lain juga berpikiran bahwa membuang sampah di sungai tidak bermasalah. Padahal hal itu dapat mencemari kualitas sumber mata air dan dapat membawa penyakit jika air tersebut dikonsumsi, membunuh popolasi ikan yang ada di dalamnya, mengakibatkan banjir, dan mecemari air laut dan biota yang ada di dalamnya.
| Berdiri di atas gunung sampah |
Pemanasan global semakin hari semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon di bumi kita. Sehingga membuat suhu bumi semakin meningkat. Akhir-akhir ini saat berada di dalam maupun di diluar rumah suhunya amat sangar panas, bukan. Bahkan pagi atau malam hari saja sudah terasa panas. Di sisi lain kita belum menyadari bahwa bumi sudah sangat rentan dilanda banjir, longsor, gempa bumi, suhu bumi meningkat, dan lain sebagainya.
Salah satu pencegahan meningkatnya pemanasan global tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan. Tumbuhan memiliki peran penting dalam menangkap gas CO2 yang diproduksi dalam reaksi fotosintesis (6CO₂ + 6H2O ==> C6H12O6 + 6O2). Reaksi fotosintesis ini menghasilkan karbohidrat dan oksigen yang berguna bagi manusia. Karbohidrat tersebut diubah oleh tumbuhan dalam bentuk buah maupun hal lain yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sedangkan oksigen berfungsi untuk bernapas.
Mengingat pentingnya peranan tumbuhan dalam mengurangi meningkatnya pemanasan global, dalam beberapa dekade terakhir ini lahan hutan kita semakin berkurang. Diakibatkan pesatnya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebabnya. Banyaknya aktivitas manusia menimbulkan adanya pengurangan lahan hutan atau lebih sering dikenal dengan istilah deforestasi. Hal ini sudah pernah dibahas pada halaman sebelumnya mengenai dampak deforestasi pada lahan hutan.
Deforestasi memberikan dampak juga pada keanekaragaman hayati serta punahnya flora maupun fauna. Dimana habitat flora maupun fauna semakin berkurang. Hal ini saling berkesinambungan dan memiliki keterkaitan dalam suatu ekosistem. Manusia membutuhkan hutan, hutan membutuhkan kepedulian manusia.
C. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global?
Hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi pemanasan global yaitu dengan cara :
1. Melakukan pengelolaan sampah dengan zero waste melalui 3R (reduce, reuse, dan recycle)
a. Reduce (mengurangi), melalui cara ini kita bisa dapat mengurangi penggunaan barang yang sekali pakai. Penggunaan barang sekali pakai menjadi sumber meningkatnya produksi sampah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya penggunaan kantung plastik dapat diganti dengan tote bag, penggunaan sedotan plastik dapat diganti dengan sedotan yang ramah lingkungan berbahan hasil kayu melalui pemanfaatan hutan dengan bijak atau dengan bahan stainless steel, dan mengganti botol minuman berbahan plastik dengan menggunakan botol minuman yang dapat digunakan berkali-kali, seperti tumbler.
b. Reuse (menggunakan kembali), cara ini efektik juga dalam pengelolaan sampah. Misalnya, menggunakan botol minum plastik sebagai wadah deterjen cair atau sabun.
c. Recycle (mengolah kembali atau daur ulang), hal ini juga perlu dilakukan dalam menanggulangi penumpukan sampah. Misalnya, mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, menggunakan produk yang mudah terurai, dan pengolahan botol plastik nejadi ecobrik.
Hal ini sangat penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengelolaan sampah dengan 3R memberikan dampak yang sangat besar bagi kesehatan lingkungan dan ekosistem hutan.
2.
Melakukan reboisasi atau peghijauan kembali pada lahan
hutan. Hal ini memberikan manfaat yang baik bagi keberlangsungan manusia dan juga keberadaan flora dan fauna.
3.
Penggunaan hemat energi di dalam rumah. Hemat energi menambah umur bumi dan mencegah pemanasan global.
4.
Menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki untuk
mengurangi polusi. Menggunakan fasilitas umum juga sangat perlu dilakukan agar suhu bumi dan kualitas udara tetap dalam kondisi yang normal.

No comments:
Post a Comment